• Skip to main content

Desa Dagan

Kec. Bobotsari,

  • Kabar
  • PPID
  • Profil
    • Riwayat
    • Wilayah
  • Pemerintah
    • Visi & Misi
  • Lembaga
    • BPD
    • PKK
    • Karang Taruna
  • Regulasi
    • Perdes
    • Perkades
    • SK Kades
  • Bumdes
  • Kopdes
You are here: Home / Desa Dagan Kini Punya Grup Kesenian Thek-Thek

Desa Dagan Kini Punya Grup Kesenian Thek-Thek

November 17, 2016 by Mas Min 5 Comments

Grup Seni Thek-Thek Desa Dagan
Grup Seni Thek-Thek Desa Dagan sedang berlatih, seperti pada Sabtu, (12/11) silam.

Gerimis belum sempurna usai.

Namun, puluhan anak muda sudah nampak berkerumun di halaman sebuah rumah.

Sejurus kemudian, terdengar alunan lagu “Perahu Layar” dengan iringan musik dari bambu. Alunan rampak tersebut, sontak membuat warga sekitar berhamburan keluar rumah, menyaksikan aksi anak-anak muda itu.

Rupanya, malam itu, Sabtu (12/11) silam, mereka sedang berlatih memainkan alat musik bernama thek-thek.

Ya, desa Dagan, kini memiliki grup seni Thek-Thek.

Beranggotakan Anak Muda

Kepala Desa Dagan, Hj. Sukarni, S.Sos yang mendampingi proses latihan grup seni thek-thek malam itu mengungkapkan, grup thek-thek di desa Dagan masih dalam taraf latihan.

“Alat-alatnya pun baru kita beli beberapa hari yang lalu,” papar Kades dua anak tersebut.

Menurut Bu Karni, demikian ia akrab disapa, anggota grup seni thek-thek tersebut semuanya anak muda. Baik laki-laki, maupun perempuan.

Yang laki-laki, tandasnya, bertugas sebagai penabuh alat musik. Sedang yang perempuan, bertugas sebagai penyanyi.

“Total jumlah personil dalam grup thek-thek tersebut ada 25 orang. Namun, jika ada yang ingin bergabung, kami masih siap menerimanya,” terang Sukarni.

Mewadahi Minat Seni Masyarakat

Lebih jauh Bu Karni menuturkan, tujuan dibentuknya grup thek-thek adalah untuk mewadahi minat seni masyarakat desa Dagan, khususnya para pemuda.

Selain itu, grup thek-thek binaanya tersebut juga diharapkan mampu menjadi alat untuk mempertahankan budaya lokal.

“Thek-thek itu nenek moyangnya adalah kentongan. Dan kentongan, merupakan tradisi orang tua kita yang memiliki nilai budaya dan sosial,” tuturnya.

Sejauh ini, pihaknya hanya baru memiliki alat musik. Sedang baju seragam, ia akan memfasilitasinya dengan melihat perkembangan proses latihan anak-anak.

“Latihan dilaksanakan setiap malam Minggu di halaman rumah saya. Sehingga, saya dapat memantau perkembangannya,” kata Sukarni.

Evolusi Kenthongan

Pada mulanya, alat musik thek-thek hanya berupa kentong yang terbuat dari bambu.

Alat  yang digunakan sebagai sarana ronda malam ini, lambat laun berevolusi menjadi sedemikian rupa. Salah satunya adalah thek-thek.

Dalam perkembangannya, tidak hanya bambu yang digunakan sebagai alat musik thek-thek. Untuk memperoleh irama, dan melodi yang enak, ada penambahan alat lain seperti bass dari tong dan kendang teplak sejenis drum.

Kini, thek-thek sudah menjadi bagian kesenian yang cukup digandrungi masyarakat. Khusunya di desa Dagan, dan di wilayah kabupaten Purbalingga pada umumnya.

Filed Under: Uncategorized Tagged With: Threaded Comments

About Mas Min

Cuama admin web desa yang tengah menjalankan perintah hidup. Suka baca sastra klasik dan mendengaekan musik jadul.

Reader Interactions

Comments

  1. Ibar says

    November 18, 2016 at 1:23 am

    Kesenian tradisional thek thek juga bisa dipakai sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan program dan kebijakan Prmerintah Desa, melalui irama musik dan lagu yang ditampilkan

    Reply
    • Kang Sukman says

      November 18, 2016 at 2:56 pm

      Dan lebih cair, santai, dan mengalir komunikasinya.

      Suwun, Bu Dhe, salam…

      Reply
  2. Yossy Suparyo says

    November 18, 2016 at 4:49 am

    Seni merupakan ekspresi estetika masyarakat. Estetika tidak bicara benar dan salah, estetika terkait dengan keindahan. Pada urusan keindahan (baca:seni) semua kalangan bisa duduk bersama. Tak jarang, seni menjadi media untuk mempererat persaudaraan dan kekeluargaan. Seharusnya desa yang memiliki khasanah seni menandai tali kekerabatan yang erat.

    Salut kang sukman, tulisnnya keren…

    Reply
    • Kang Sukman says

      November 18, 2016 at 2:55 pm

      Karena itu, Pemdes akan terus memfasilitasi potensi seni masyarakat desa dagan. Sebab, dalam moment tersebut, semua bisa berkumpul, cair, dan dopokan ngalor ngidul tentang apapun, terutama tentang desa, tanpa sekat, formalitas dan aturan.

      Terima kasih Mas Yosi, Salam dari Desa Dagan

      Reply
  3. Aboeb says

    November 18, 2016 at 4:32 pm

    Anak muda berkreasi itu asik
    Lanjut kang…!

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

  • Redaksi
  • SID
  • Hubungi

Copyright © 2025 ·