Grup Seni Thek-Thek Desa Dagan

Grup Seni Thek-Thek Desa Dagan sedang berlatih, seperti pada Sabtu, (12/11) silam.

Gerimis belum sempurna usai.

Namun, puluhan anak muda sudah nampak berkerumun di halaman sebuah rumah.

Sejurus kemudian, terdengar alunan lagu “Perahu Layar” dengan iringan musik dari bambu. Alunan rampak tersebut, sontak membuat warga sekitar berhamburan keluar rumah, menyaksikan aksi anak-anak muda itu.

Rupanya, malam itu, Sabtu (12/11) silam, mereka sedang berlatih memainkan alat musik bernama thek-thek.

Ya, desa Dagan, kini memiliki grup seni Thek-Thek.

Beranggotakan Anak Muda

Kepala Desa Dagan, Hj. Sukarni, S.Sos yang mendampingi proses latihan grup seni thek-thek malam itu mengungkapkan, grup thek-thek di desa Dagan masih dalam taraf latihan.

“Alat-alatnya pun baru kita beli beberapa hari yang lalu,” papar Kades dua anak tersebut.

Menurut Bu Karni, demikian ia akrab disapa, anggota grup seni thek-thek tersebut semuanya anak muda. Baik laki-laki, maupun perempuan.

Yang laki-laki, tandasnya, bertugas sebagai penabuh alat musik. Sedang yang perempuan, bertugas sebagai penyanyi.

“Total jumlah personil dalam grup thek-thek tersebut ada 25 orang. Namun, jika ada yang ingin bergabung, kami masih siap menerimanya,” terang Sukarni.

Mewadahi Minat Seni Masyarakat

Lebih jauh Bu Karni menuturkan, tujuan dibentuknya grup thek-thek adalah untuk mewadahi minat seni masyarakat desa Dagan, khususnya para pemuda.

Selain itu, grup thek-thek binaanya tersebut juga diharapkan mampu menjadi alat untuk mempertahankan budaya lokal.

“Thek-thek itu nenek moyangnya adalah kentongan. Dan kentongan, merupakan tradisi orang tua kita yang memiliki nilai budaya dan sosial,” tuturnya.

Sejauh ini, pihaknya hanya baru memiliki alat musik. Sedang baju seragam, ia akan memfasilitasinya dengan melihat perkembangan proses latihan anak-anak.

“Latihan dilaksanakan setiap malam Minggu di halaman rumah saya. Sehingga, saya dapat memantau perkembangannya,” kata Sukarni.

Evolusi Kenthongan

Pada mulanya, alat musik thek-thek hanya berupa kentong yang terbuat dari bambu.

Alat  yang digunakan sebagai sarana ronda malam ini, lambat laun berevolusi menjadi sedemikian rupa. Salah satunya adalah thek-thek.

Dalam perkembangannya, tidak hanya bambu yang digunakan sebagai alat musik thek-thek. Untuk memperoleh irama, dan melodi yang enak, ada penambahan alat lain seperti bass dari tong dan kendang teplak sejenis drum.

Kini, thek-thek sudah menjadi bagian kesenian yang cukup digandrungi masyarakat. Khusunya di desa Dagan, dan di wilayah kabupaten Purbalingga pada umumnya.

0 Shares